Nama :
Dina Rohmah Ginanjar
NPM :
115040067
Kelas :
1C
Dosen :
Nasir, Drs, MM
Prodi :
Akuntansi
Fakultas :
Ekonomi
Universitas :
Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)
KEANEKARAGAMAN
MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA
A.
Biosfer dan Makhluk hidup
• Biosfer
adalah zona
tipis di bumi dan di atas permukaan bumi yang tidak lebih dari 20 km tebalnya.
Sampai saat ini, bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang
diketahui terdapat kehidupan dan tempat makhluk hidup melangsungkan segala
aktivitas hidupnya
Terdiri dari :
– Lapisan
Atmosfer
Lapisan
atmosfer adalah merupakan lapisan udara di atas bumi membungkus bumi dengan
gas-gas dan terdiri dari 3 lapisan utama:
Ionosfer : (berada lebih
dari 80 km di atas muka bumi).
Stratosfer : (berada pada 16 – 80 km di
atas muka bumi).
Troposfer
: (berada pada 0 – 16 km di atas muka bumi).
Troposfer
adalah lapisan yang dinamis, di mana terdapat uap air yang dapat membentuk awan
dan hujan periodik. Sampai saat ini, baru diketahui bahwa makhluk hidup hanya
dapat beraktivitas di lapisan troposfer ini.
– Lapisan
Kulit Bumi
Litosfer
: merupakan bagian yang padat dari lapisan kulit bumi.
Hidrosfer
: merupakan bagian yang cari dari lapisan kulit bumi.
Seperti
diketahui, makhluk hidup tinggal dan beraktivitas di kedua lapisan kulit bumi
tersebut. Jadi makhluk hidup hanya dapat beraktivitas pada lapisan troposfer
dari atmosfer, hidrosfer dan litosfer. Oleh karena itu, ketiga lapisan tersebut
disebut dengan lapisan biosfer.
•
Makhluk Hidup
Ciri-ciri Makhluk Hidup
–
Respirasi dalam biologi adalah
proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui
pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk
digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan
sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi
terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga
satuan terkecil, sel. Apabila
pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai
senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
– Memerlukan
makanan/Nutrisi
Nutrisi adalah
substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan
cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
– Bergerak
– Tumbuh dan
Berkembang
–
Reproduksi merupakan proses yang dilakukan oleh
makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru (keturunan) dari jenisnya
dinamakan reproduksi (perkembangbiakan). Tujuan reproduksi adalah untuk
mempertahankan kelestarian suatu spesies (jenis) makhluk hidup.
–
Adaptasi adalah cara
bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu
untuk: memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik
lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari
musuh alaminya, bereproduksi, merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya
–
Irritabilitas yaitu peka terhadap rangsang. Gerakan pada tumbuhan merupakan
suatu resapan terhadap rangsangan (stimulus) baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar individu. Jadi timbulnya gerak pada tumbuhan merupakan bukti
adanya iritabilitas.
•
Sel Sebagai Unit Kehidupan
Sel adalah unit terkecil dari tubuh
makhluk hidup
Sel terdiri dari :
– Inti sel
(nukleus)
Inti sel berfungsi dalam memperbanyak
sel (pembelahan sel) dan berperan sebagai pewarisan sifat
– Sitoplasma
Sitoplasma berfungsi untuk
terjadinya metabolisme sel.
B. Asal Mula Kehidupan dan Evolusi Makhluk Hidup di Bumi
• Hipotesis
tentang Asal Mula Kehidupan
1.
Teori Cosmozoa
Makhluk
hidup datang dari bumi dari bagian lain alam semesta ini. Diperkirakan bahwa
suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu merupakan
suatu partikel-partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi :
§ Benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat
dalam alam semesta ini
§ Benda hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan
antar benda angkasa ke bumi.
2.
Teori Pfluger
Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa
cyanogen (CN). Senyawa ini tebentuk pada suhu yang sangat tinggi dan
selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi
makhluk hidup.
3.
Teori Moore
Hidup muncul dari kondisi yang cocok dari bahan
anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks
dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan
muncullah hidup.
4.
Teori alien
Beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari
sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan
atom dari materi-materi. Interaksi antara C, H, N, S dalam genangan air dimuka
bumi akan membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
5. Teori Transendental
Merupakan jawaban secara
religi benda hidup itu diciptakan oleh super nature (Tuhan Yang Maha kuasa),
diluar jangkauan Sains.
6.
Konsep atau Teori Modern
A. Teori Abiogenesis (Generatio spontanea) oleh Aristoteles (384-322
SM)
“Makhluk hidup berasal dari benda
mati yang timbul secara spontan karena adanya gaya hidup”.
Pendukung teori ini adalah:
– Antonie
van Leuwenhook (belanda) à pada
air hujan dan rendamaan air jerami terlihat adanya jentik-jentik (makhluk
hidup).
– John
Needham (Inggris). à “mikroorganisme
itu berasal dari air kaldu (rebusan daging)”
B. Teori Biogenesis
“makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
juga”.
– Omne vivum ex ovo (Fransisco
Redi) Þ (Setiap kehidupan berasal dari telur)
– Omne ovo ex vivo ( Spallanzani) Þ (Setiap telur berasal dari kehidupan sebelumnya)
– Omne vivum ex vivo (Louis
Pasteur) Þ Setiap kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya
• Evolusi
Makhluk Hidup di Bumi
Mahluk
hidup pertama di bumi tidak lama dan dalam bentuk sederhana. Proses perubahan
dari mahluk sederhana ke bentuk makhluk
yang kompleks, terjadi melalui proses evolusi :
4 Tahap
terjadinya proses evolusi
1. Variasi
genetik, variasi sifat yang dapat diturunkan ke generasi berikutnya
2. Seleksi
alam, alam menseleksi sifat-sifat tertentu agar tetap bertahan hidup
3. Adaptasi,
mahluk hidup yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tertentu akan terus
hidup
4. Mutasi
genetik, sifat-sifat tertentu akan mengalami perubahan melalui perubahan
struktur DNA dan RNA yang mengarah ke pembentukan species baru
Proses
pembentukan species baru melalui evolusi disebut “Spesiasi”
C. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
• Penyebab
keanekaragaman makhluk hidup
Menurut para ahli, keanekaragaman
makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini terbentuk dari proses
evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses evolusi
yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell).
Setelah dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini
kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses
evolusi makhluk hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran
benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam
makhluk hidup.
–
Keanekaragaman gen
GEN adalah faktor
pengatur sifat yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Warna kulit pada manusia,
warna bunga pada tumbuhan dan variasi warna bulu kucing merupakan contoh sifat
hasil ekspresi gen.
GEN diwariskan dari induk kepada
keturunannya. Gen yang diwariskan merupakan kombinasi antara kedua gen
induk. Kombinasi ini menyebabkan
terjadinya keturunan yang dihasilkan memiliki gen dan susunan yang baru.
–
Keanekaragaman jenis
Jenis (spesies)
merupakan suatu satuan organisme yang dapat dikenal dari
bentuk atau penampilannya
Terdiri
atas pengelompokan populasi atau gabungan individu yang mampu kawin sesamanya
secara bebas (tapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk
menghasilkan keturunan
Dipengaruhi oleh lingkungan tempat hidupnya.
–
Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman tingkat ekosistem disebabkan
adanya perbedaan letak geografis setiap ekosistem. Perbedaan geografis suatu tempat akan
menyebabkan adanya perbedaan iklim. Keadaan yang berbeda-beda ini akan
berpengaruh terhadap jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah.
• Klasifikasi
Makhluk Hidup
5
kelompok besar (kerajaan/kingdom)
–
Kingdom monera (organisme sel tunggal
tak berinti sel) contoh: bakteri dan
alga biru
–
Kingdom protista (organisme sel tunggal
berinti sel) contoh : Protozoa
–
Kingdom fungi (organisme multisellular)
contoh : Jamur
–
Kingdom plantae (organisme tumbuhan)
–
Kingdom animalia (organisme hewan)
D. Persebaran
Makhluk hidup
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persebaran organisme
1. Faktor
lingkungan: terdiri dari:
-
Faktor Abiotik, misalnya daratan, lautan,
suhu, curah hujan dan lain-lain
-
Faktor Biotik, kehadiran mahluk hidup lain,
baik tumbuhan, hewan dan bakteri
2. Faktor
barrier
(penghambat fisik)
-
Land barrier (penghambat fisik oleh daratan)
-
Water barrier (penghambat fisik oleh perairan)
3. Faktor
sejarah geologi
-
Continental Drift (pergeseran benua)
- Garis Wallace dan
Garis weber
(merupakan pemisahan oleh palung laut yang dalam
• Persebaran Hewan
– Wilayah Paleartik (Eropa dan Asia Utara)
dihuni antara lain oleh
bison dan rusa rein.
– Wilayah Neartik (Amerika Utara)
dihuni oleh bison dan
semacam rusa rein yang disebut Caribau.
– Wilayah Neotropik (Amerika Tengah-Selatan)
dihuni antara lain oleh
tapir dan monyet Howler.
– Wilayah Ethiopia (Afrika dan Arabia)
dihuni antara lain oleh
gajah Afrika, jerapah dan gorila.
– Wilayah Australia (Australia & sekitarnya)
dihuni antara lain oleh
kangguru, koala, wombat.
– Wilayah Oriental (Asia Selatan, Indonesia)
dihuni oleh antara lain
harimau, gajah India dan kerbau.
• Persebaran Tumbuhan
A. Berdasarkan Ketinggian (Vertikal)
1.) <
700 m, wilayah iklim panas, suhu rata-rata
> 22oC
yaitu padi, tebu, kelapa
dan jagung.
2.)
700-1500 m, wilayah iklim sedang, suhu rata-rata 15o – 22 o C
yaitu teh, kopi, kina dan karet.
3.)
1500-2500 m, wilayah iklim sejuk, suhu rata-rata 11o – 15o C
yaitu pinus, cemara, dan hortikultura.
4.)
2500-4000 m, wilayah iklim dingin, suhu rata-rata < 11oC
yaitu lumut
B.
Berdasarkan Garis lintang (horizontal)
1. Daerah
Tropika ( 23,5 o LU – 23,5o LS), wilayah iklim tropis, suhu
rata-rata >22oC, dengan ciri tumbuhan:
-
Pohonnya besar dan tinggi, adanya tumbuhan menempel (epifit)
contohnya benalu dan
anggrek.
- Ada tumbuhan menjalar ke atas, contohnya rotan.
2. Daerah
Subtropika (23,5o – 66,5o LU/LS), wilayah iklim sedang,
mengalami empat musim (panas, gugur, dingin, semi), dengan ciri tumbuhannya:
- Pohonnya tinggi, ada pohon yang daunnya
gugur pada musim gugur
- Ada padang rumput di tengah benua.
3. Daerah Kutub (66,5o – 90o
LU/LS), wilayah iklim dingin, pada musim panas matahari bersinar > 12 jam, musim
dingin matahari bersinar < 12 jam, dengan ciri tumbuhannya:
- Spesies homogen, berdaun jarum: contoh:
pinus, cemara®Hutan taiga
- Ada lumut ® Tundra
Keunikan keanekaragaman makhluk hidup di Indonesia
• Indonesia
terdapat didaerah yang beriklim tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah subtropis dan kutub.
• Keanekaragaman
hayati dapat dilihat dari berbagai ekosistem yang ada (ekosistem pantai, hutan bakau,
padang rumput, air tawar, dll)
dimana setiap
ekosistem mempunyai flora dan fauna yang berbeda
• Berdasarkan
data World Resources Institute
(tahun 2002) indonesia memiliki: 29.375 jenis tumbuhan berbunga,
515 jenis mamalia, 929 jenis burung, 745, jenis reptil, 278 jenis amfibi dan
4.08- jenis ikan. Selain itu, indonesia juga memiliki berbagai jenis serangga,
biota laut, jamur, bakteri dan makhluk hidup lain yang belum teridentifikasi.
Keanekaragaman hayati mempunyai manfaat, antara lain:
- Mengetahui manfaat tiap jenis organisme
- Memahami ciri dan sifat tiap organisme.
- Mengetahui adanya saling ketergantungan antar organisme,
- Memahami adanya kekerabatan antar organisme,
- Mengetahui nilai manfaat bagi manusia dan lingkungan.
Tindakan Manusia
Yang Mengakibatkan Menurunkan Keanekaragaman Makhluk Hidup
1.
Perusakan Habitat
Habitat
didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Kekurangan habitat
diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme. Jika habitat rusak maka organisme
tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat
diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia.
2.
Penggunaan Pestisida
Yang
termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida
yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada
kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan
tumbuhan lainnya.
3. Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga
4.
Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan
merupakan produser di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan misalnya
perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan
hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu
dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan
tersebut.
5.
Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar
Tumbuhan
atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh
tumbuhan dan hewan asli.
6.
Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang
sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di
sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan
mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan plasma nutfah.
7.
Seleksi
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah
lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan
mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi
hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka
semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
8.
Fragmentasi dan hilangnya habitat
Pembuatan bendungan, pembangunan daerah pinggir
pantai, ekstensifikasi pertanian, penebangan hutan.
9.
Introduksi Spesies
Yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu
wilayah yang telah memiliki spesies lokal.
10. Eksploitasi hewan
dan tumbuhan berlebih
Misal penggunaan padi unggul menyebabkan punahnya padi
tradisional.
Kebutuhan pangan dan ketamakan manusia.
Kebutuhan pangan dan ketamakan manusia.
11. Pencemaran
tanah, air, dan udara
Mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat
pencemaran dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian, tumbuhan dan
organisme tanah di hutan rusak karena hujan asam.
12. Perubahan
Iklim Global
Pencemaran udara mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Tiap
kenaikan 1° C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan
sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung. Permukaan air
laut akan naik dan beberapa pulau akan tenggelam.
13. Industrialisasi
Pertanian dan Kehutanan
Pemuliaan tanaman menyebabkan terjadinya sistem
penanaman monokultur sehingga keanekaragaman hayati di suatu wilayah menurun.
MANFAAT
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
1.
Sumber Obat dan Kosmetik
v Masyarakat Lombok mengenal pule, laos, turi,
temulawak, alang-alang, pepaya, sukun, nenas, jahe, jarak, lada, kopi, pisang,
lontar, cemara, bangkel, dan duwet sebagai obat kontrasepsi dan diramu menjadi
30 macam obat lain.
v Masyarakat Sumbawa mengenal akar salban, akar sawak, akar kesumang, batang malang, dan kayu sengketan sebagai ramuan minyak urat.
v Masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu menggunakan Peronema canescens danBrucea javanica untuk obat malaria.
v Masyarakat Sumbawa mengenal akar salban, akar sawak, akar kesumang, batang malang, dan kayu sengketan sebagai ramuan minyak urat.
v Masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu menggunakan Peronema canescens danBrucea javanica untuk obat malaria.
2.
Sumber pangan, papan, dan sandang.
Contoh : Daging ayam dan daging sapi yang dimanfaatkan
sebagai sumber pangan, batang pohon jati yang digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan rumah, dan pohon kapas sebagai sumber sandang.
3.
Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu,
Suaka marga satwa dan cagar alam dapat digunakan
sebagai tempat pendidikan dan penelitian, karena dari tempat tersebut kita
dapat mengetahui berbagai informasi atau pengetahuan mengenai aneka ragam flora
dan fauna.
4.
Sarana Peningkatkan Nilai Budaya.
Yang dimaksud nilai budaya ialah hasil karya seseorang
yang berasal dari kekhasan keanekaragaman hayati. Contohnya adalah bentuk sayap
dan cara terbang burung yang memberikan inspirasi dalam penemuan pesawat
terbang.
5.
Sumber Plasma Nutfah
Plasma Nutfah ialah sifat-sifat unggul pada hewan,
tumbuhan dan mikroba dan bersumber dihutan. Akan tetapi dari hewan, tumbuhan,
dan mikroba tersebut ada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun belum
diketahui fungsinya kita jangan memusnahkannya karena mungkin saja didalamnya
terkandung suatu zat yang berperan penting bagi kehidupan.
Sumber Pendapatan
Yang dimaksud sumber pendapatan yaitu pemanfaatan
suatu bagian tertentu pada flora dan fauna yang dapat dijual dan hasilnya
digunakan sebagai sumber pendapatan. Contoh : kayu gaharu yang digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik.
6. Sarana Rekreasi
Melimpahnya Keanekaragaman hayati akan menjadikan suatu
kawasan memiliki pemandangan yang indah, sehingga kawasan tersebut dapat
dikembangkan sebagai kawasan ekoturisme (wisata alam).
7. Penunjang Keberlanjutan Ekosistem
Keanekaragaman Hayati yang tinggi akan memperkokoh
ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang rendah merupakan
ekosistem yang tidak stabil. Sebagai contoh adalah peran Orang Utan sebagai
penyebar biji. Menurut penelitian Dr. Birute Galdikas, di Taman Nasional
Tanjung Puting Kalimantan diketahui jika Orang Utan di Kalimantan memakan kira
– kira 200 jenis buah – buahan dan menjadi perantara penting bagi penyebaran 70
persen jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi penting. Dengan demikian dapat disimpulkan jika
keberadaan Orang Utan di Kalimantan musnah maka kondisi keanekaragaman
hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam punah.
8.
Sumber Energi
Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia terutama pada era industri saat ini. Keanekaragaman hayati ternyata
juga mempunyai peran penting dalam penyediaan energi bagi kehidupan manusia.
Sebagaimana kita ketahui sumber energi yang berupa minyak dan gas (Migas)
berasal dari fosil – fosil hewan dan tumbuhan yang tertimbun di dalam tanah selama
jutaan tahun. Selain itu juga telah diketahui jika pohon jarak dengan melalui
proses pengolahan tertentu ternyata dapat menghasilkan minyak yang juga dapat
digunakan sebagai bahan bakar .
B. Dampak
buruk dari kepunahan
Dampak buruk yang terjadi karena kepunahan
makhluk hidup yang merugikan bagi manusia itu sendiri. Salah satu contohnya
adalah pada bidang pendidikan, para pelajar saat ini tidak dapat melihat secara
langsung berbagai jenis makhluk hidup di dunia ini, mereka hanya dapat
membayangkan dan melihat gambar-gambar nya saja. Hal ini terjadi akibat semakin
banyaknya hewan dan tumbuhan di dunia yang punah.
Upaya
Manusia Yang Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Makhluk Hidup
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan
keanekaragaman hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman
hayati.
1.
penghijauan
Kegiatan
penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak
hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam
2.
pembuatan taman kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan
kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga
meningkatkan keanekaragaman hayati.
3.
pemuliaan
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah
lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan
mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi
hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka
semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
4.
Pengembang biakan
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat
dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan ex situ.
Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
5.
Memelihara kelestarian hutan
Hutan
merupakanhabitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu
kelestariannya harus dijaga. Untuk melindungi hutan perlu dilakukan tindakan,
seperti :
v Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul.
v Melakukan tebang pilih, artinya kalau kita memerlukan kayu, pohon yang akan ditebang harus memenuhi syarat umur dan ukuran.
v Menghindari kebakaran hutan.
v Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul.
v Melakukan tebang pilih, artinya kalau kita memerlukan kayu, pohon yang akan ditebang harus memenuhi syarat umur dan ukuran.
v Menghindari kebakaran hutan.
6.
Menetapkan daerah perlindungan alam
Pemerintah di bawah Menteri Kehutanan mempunyai suatu
badan yang menangani daerah-daerah perlindungan alam, yaitu PHDA (Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam). Di Indonesia terdapat sekitar 350 daerah
perlindungan alam yang tersebar di berbagai propinsi. Daerah perlindungan alam
tersebut digolongkan berdasarkan ukuran, keunikan, ekosistem, dan fungsinya.
Sumber :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080724030819AAiWkTN
http://langitselatan.com/2008/03/14/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi/
http://alumnisma4.blogspot.com/2008/10/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1881934-faktor-yang-mempengaruhi-persebaran-makhluk/http://bhimashraf.blogspot.com/2010/12/sejarah-perkembangan-teori-evolusi.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Evolusihttp://massofa.wordpress.com/2008/01/18/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-persebarannya/http://ibetholic.blogspot.com/2009/08/persebaran-makhluk-hidup.htmlhttp://tady09.wordpress.com/2011/05/07/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-persebarannya-2/
http://fokusmakakal.blogspot.co.id/2013/08/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-upaya.html http://langitselatan.com/2008/03/14/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi/
http://alumnisma4.blogspot.com/2008/10/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1881934-faktor-yang-mempengaruhi-persebaran-makhluk/http://bhimashraf.blogspot.com/2010/12/sejarah-perkembangan-teori-evolusi.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Evolusihttp://massofa.wordpress.com/2008/01/18/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-persebarannya/http://ibetholic.blogspot.com/2009/08/persebaran-makhluk-hidup.htmlhttp://tady09.wordpress.com/2011/05/07/keanekaragaman-makhluk-hidup-dan-persebarannya-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar