Sabtu, 02 April 2016

CARA MANUSIA MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN

Rangkuman Materi IAD Pertemuan ke-2 dan ke-3
Nama              : Dina Rohmah Ginanjar
NPM               : 115040067
Kelas               : 1C
Dosen              : Nasir, Drs, MM
Prodi                : Akuntansi
Fakultas           : Ekonomi
Universitas       : Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)


CARA MANUSIA MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN

Manusia memperoleh ilmu pengetahuan dengan menggunakan :
1. Metode non ilmiah
2. Metode ilmiah

1. Metode Non Ilmiah
Metode non ilmiah hanya mengandalkan panca indera (mata, hidung, lidah, telinga, dan kulit). Pengetahuan non ilmiah atau dikenal sains semu (Pseudo Science) diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan, perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat.Oleh karenanya pencarian pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin benar namun mungkin juga salah.
a.    Mitos
Timbul karena keterbatasan indera manusia.
Mitos dari bahasa Inggris Myth dan bahasa Yunani Muthos yang artinya suatu kepercayaan yang sangat dipahami dan dianggapsebagai acuan pola kehidupan pada suatu kelompok atau tatanan sosial masyarakat tertentu.
Contohnya penyakit kusta adalah penyakit kutukan padahal penyakit kusta bukan kutukan dan dapat disembuhkan. Penyebabnya yaitu Mirobacterium lepra. 
b.  Wahyu  
Pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat para nabi.
Manusia dalam menerima pengetahuan ini bersifat pasif, namun dengan keyakinan bahwa semuanya benar. Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud atau makna yang terkandung didalamnya. Bahkan mempelajari wahyu diwajibkan oleh sang pencipta untuk memperdalam kita akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta. Prilaku yang tidak boleh dilakukan adalah mempertanyakan atau memperdebatkan wujud zat dari Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik wahyu.
c.  Akal Sehat (Common Sense)
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, hal 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
Contohnya pada abad ke- 19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik, hukuman adalah alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan, melainkan ganjaran. 
d.  Prasangka/Prejudice                                                         
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
Prasangka berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga salah. Dengan prasangka orang sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang keliru. Cara ini hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep kebenaran.
2 macam prasangka :
-          Prasangka buruk yaitu menilai sesuatu atau seseorang dengan buruk. Orang yang berprasangka buruk, hidupnya tidak akan tentram dan bahagia.
-          Prasangka baik yaitu menilai sesuatu atau seseorang dengan baik. Prasangka baik sama dengan berdoa (mempunyai harapan).
e.  Penemuan Kebetulan
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna.
Sebagai contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat malaria. Seorang pengembara yang sedang mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, karena merasa haus mereka meminum air rawa tersebut. Namun demikian air rawa terasa pahit oleh karena mengandung hancuran (ekstrak) pohom kina besar yang tumbang di dalamnya. Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang dideritanya berangsur-angsur sembuh.
Beberapa penemuan secara kebetulan yang penting lagi adalah penemuan Newton tentang hokum gaya-gaya yang melingkupi alam semesta dan segala benda-benda angkasa lainnya, penemuan Archimedes tentang gaya angkut air serta penemuan Flemming tentang obat penisilin, semuanya didasarkan pada penemuan kebetulan.
f.  Penemuan Coba-coba
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal atau coba-coba saja yang tidak didasari oleh teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui.
Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba meskipun belum pasti usahanya akan berhasil. Percobaan pertama yang gagal akan diulangi dengan percobaan berikutnya dengan perbaikan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Oleh karenanya cara ini mengundang unsur pembelajaran dengan pengalaman yang bertambah, tentu termasuk waktu yang lama dan biaya yang relatif besar.
Contohnya Thomas Alfa Edison. Dalam kurun waktu dua tahun, Alfa Edison menghabiskan seluruh dana dan waktunya untuk menciptakan lampu. Hal ini dikarenakan lampu listrik sangat dibutuhkan untuk menerangi malam yang saat itu masih memakai lampu minyak. Total penelitian yang dilakukan adalah 6.000 uji coba untuk menemukan bahan yang tepat. Melalui usaha ekstra keras, tanggal 21 Oktober 1879, Alfa Edison melahirkan bohlam lampu pijar yang mampu menyala selama 40 jam.
g.  Pendekatan Intuisi
Cara ini merupakan salah satu kegiatan berfikir tertentu yang non analitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola berpikir tertentu yang analitik rasional dan empiris, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan terlebih dahulu. cara intuitif tidak mempunyai logika atau pola berpikirtertentu serta langkah yang sistimatik dan terkendali.
Contohnya adalah ramalan bintang (astrologi), seorang astrolog pada saat meramal nasib seorang, disamping menggunakan rumusnya juga sering menggunakan intuisinya.

2.  Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri atas tahapan kerja yang disebut daur logico-hypothetico-verifikatif yaitu :
-       Adanya kebutuhan objektif
-       Perumusan masalah
-       Pengumpulan teori
-       Perumusan hipotesis
-       Pengumpulan data/informasi/fakta
-       Analisis data
-       Penarikan kesimpulan
Dengan kata lain metode ilmiah adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis dan menggunakan cara berfikir yang logis.
 
Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan, yaitu :
1. Rasional yaitu sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia
2. Empiris yaitu menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca indera
3. Sistematis yaitu menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.

Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya :
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
4. Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.

Sifat Metode Ilmiah :
1. Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
2. Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).
3. Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).

Pola Pikir Dalam Metode Ilmiah
-       Induktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi dan terkait dengan empirisme.
Dunia empirik (induktif) yang obyektif dan berorientasi kepada fakta sebagai mana adanya.
Contoh :
Tumbuhan akan mati (khusus)
Hewan akan mati (khusus)
Manusia akan mati (khusus)
Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan mati (umum)
-       Deduktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat umum menjadi hal yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogismus dan terkait dengan rasionalisme.
Dunia rasional (deduktif) adalah koheren, logis, dan sistematis, dengan logika deduktif sebagai sendi pengikatnya.
Contoh :
Semua manusia akan mati (umum)
Aris adalah manusia (khusus)
Kesimpulan : Aris akan mati (khusus)

Langkah-langkah Metode Ilmiah :
-        Perumusan masalah : Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih. Masalah dapat diuji dan dapat dipecahkan dan disusun dalam bentuk pertanyaan singkat, padat, jelas. Rumusan masalah berupa kalimat tanya yang merupakan hasil dari observasi.
-    Penyusunan kerangka berfikir : Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi pembahasan. Prinsip-prinsip teori berguna untuk membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya kerangka teori harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori yang mendasari proses dari penelitian.
-        Perumusan hipotesis : Hipotesis adalah dugaan sementara. Hal ini dapat dikaitkan dengan rumusan masalah yang disusun. Kalimat hipotesis ditulis dalam pernyataan, sederhana dan jelas, dan berdasarkan keterangan-keterangan atau informasi yang dikaji baik dari sumber bacaan atau fakta. Hipotesis ini harus didukung oleh landasan teori.
            Beberapa manfaat hipotesis
·      Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
·      Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian pembeli.
·       Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu satuan penting dan menyeluruh.
·       Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
-       Pengujian hipotesis : Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas adalah variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja diubah-ubah oleh peneliti. Dikatakan bebas karena variabel ini bebas diubah oleh peneliti. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan tidak dapat diubah oleh peneliti. Variabel kontrol adalah variabel yang dapat memengaruhi hasil eksperimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh.
-    Penarikan kesimpulan : Pengambilan keputusan/kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil dari eksperimen. Kemungkinan kesimpulan pertama, hipotesis ditolak jika dugaan sementara tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Kemungkinan kedua hipotesis diterima, berarti dugaan sementara sesuai dengan hasil eksperimen. Semua hasil eksperimen dikatakan baik jika dilakukan dengan prosedur secara ilmiah.

Sarana Berpikir Ilmiah
merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
·         Bahasa 
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses ilmiah. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan pada logika induktif dan deduktif. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan tidak benar.
Di dalam fungsi komunikatif bahasa terdapat tiga unsur yang digunakan untuk menyampaikan : bahasa (unsur emotif), sikap (unsur afektif) dan buah pikiran (unsur penalaran). Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh ketiga unsur ini. Perkembangan ilmu dipengaruhi oleh fungsi penalaran dan komunikasi bebas dari pengaruh unsur emotif. Sedangkan perkembangan seni dipengaruhi oleh unsur emotif dan afektif. Syarat komunikasi ilmiah meliputi bahasa yang harus bebas emotif dan reproduktif. Reproduktif artinya komunikasinya dapat dimengerti oleh yang menerima. Komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. 
·         Logika dan Matematika 
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2003), diuraikan bahwa logika berarti pengetahuan tentang kaidah berpikir. Makna lainnya adalah jalan berpikir yang masuk. Logis berarti sesuai dengan logika, benar menurut penalaran atau masuk akal. Menurut Soebroto (2007), kata logika berasal dari konstanta bahasa latin, yaitu logos yang berarti perkataan atau sabda. Kemudian kata logos diadaptasi ke beberapa bahasa lainnya, bahasa arab misalnya, menyebutkan dengan mantiq, yang diambil dati kata naqaha yang mempunyai arti berucap atau berkata. 
Logika dan matematika merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang keduanya digunakan sebagai sarana berpikir deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa artifisial, yaitu murni bahasa buatan. Keistimewaan bahasa ini ialah terbebas dari aspek emotif dan afektif serta jelas kelihatan bentuk hubungannya. Baik logika maupun matematika lebih mementingkan bentuk logikanya pertanyaan-pertanyaan mempunyai sifat yang jelas.
·         Statistika
Statistik baru hanya digunakan untuk mengambarkan persoalan seperti; pencatatan banyaknya penduduk, penarikan pajak, dan sebagainya, dan mengenai penjelasannya. Tetapi, dewasa ini hampir semua bidang keilmuan menggunakan statistika, seperti; pendidikan, psikologi, pendidikan bahasa, biologi, kimia, pertanian, kedokteran, hukum, politik, dsb. Sedangkan yang tidak menggunakan statistika hanya ilmu – ilmu yang menggunakan pendekatan spekulatif. Statistika merupakan sekumpulan metode untuk membuat keputusan dalam bidang keilmuan yang melalui pengujian – pengujian yang berdasarkan kaidah – kaidah statistik. 
Statistik selain menampilkan fakta berupa angka – angka, statistika juga merupakan bidang keilmuan yang dsebut statistika, seperti juga matematika yang disamping merupakan bidang keilmuan juga berarti lambang, formulasi, dan teorema. Bidang keilmuan statistik merupakan sekumpulan metode untuk memperoleh dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan berdasarkan data tersebut . Ditinjau dari segi keilmuan, statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang di pergunakan dalam mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka – angka, baik melalui hitungan maupun pengukuran. Maka, hartono Kasmadi, dkk., mengatakan bahwa “statistika ilmu yang berhubungan dengan cara pengumpulan fakta, pengolahan dan menganalisaan, penaksiran, simpulan dan pembuat keputusan.

Keunggulan Metode Ilmiah
-          Memupuk sifat objektif, metodik, dan sistematik
-          Mencintai kebenaran dan bersifat adil.
-          Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak bersifat mutlak.
-     Membimbing untuk bersikap optimis, teliti, dan berani membuat pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah yang benar.
-          Membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti yang nyata.
            (Bambang Ruwanto, 2006)

Keterbatasan Metode Ilmiah
-          Kebenaran ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan itu dianggap benar. Sebaliknya, kesimpulan yang dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebenaran yang baru.
-          Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan. 


PERBEDAAN METODE ILMIAH DAN NON ILMIAH

Pendekatan Ilmiah :
·         Perumusan masalah jelas dan spesifik
·         Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris
·         Jawaban permasalahan didasarkan pada data
·         Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika  yang benar
·         Kesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain 
Pendekatan Non Ilmiah :
·         Perumusan kabur atau abstrak
·         Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis
·         Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan
·         Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis data secara logis
·         Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain
Contoh :  “Amir sakit perut selama seminggu”
Pendekatan Ilmiah :
-          Cari data di lapangan Amir makan apa ?
-          Periksa ke dokter
-          Tes laboratorium
-          Pengobatan
-          Kesimpulan : Amir Keracunan
Pendekatan Non Ilmiah :
-          Pergi ke dukun
-          Penyembuhan
-          Kesimpulan :Amir kena guna-guna dari teman/musuhnya
Metode Ilmiah dan Non-Ilmiah
Aspek

Non-Ilmiah

Ilmiah

Pendekatan terhadap masalah

Intuitif

Empiris



Konsep/teori


Ambigu

Jelas, operasional, spesifik

Hipotesis

Tidak dapat dibuktikan

Dapat dibuktikan

Observasi gejala

Tidak terkontrol, seadanya

Sistematis, terkontrol

Alat ukur

Tidak akurat, tidak tepat, tidak sesuai

Akurat, tepat, sesuai

Pengukuran
Tidak valid, tidak reliabel

Valid, reliabel

Kontrol

Tidak ada

Selalu dilakukan

Pelaporan hasil penelitian

Bias, subjektif

Tidak bias, objektif

Sikap peneliti

Tidak kritis, menerima apa adanya

Kritis, skeptis, mencari bukti

Penyimpulan terhadap hubungan antar variabel

Menghubungkan dua kejadian tanpa pengujian

Mencari hubungan antar variabel secara sistematis

Sifat peneltian

Tidak dapat diulang

Dapat diulang


Sumber :
http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2015/04/metode-ilmiah-dan-metode-non-ilmiah.html
https://www.academia.edu/8744894/Metode_Ilmiah_mendapatkan_ilmu
http://slideplayer.info/slide/2757097/
https://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/
http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.co.id/2013/09/biografi-thomas-alfa-edison.html
http://kimiahubbi.blogspot.co.id/2015/03/sarana-berpikir-ilmiah.html
https://aliyanuzul.wordpress.com/ipa-1/metode-ilmiah-dan-benda-benda-alam/inti/sifat-metode-ilmiah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system