Nama :
Dina Rohmah Ginanjar
NPM :
115040067
Kelas :
1C
Dosen : Nasir, Drs, MM
Dosen : Nasir, Drs, MM
Prodi :
Akuntansi
Fakultas :
Ekonomi
Universitas :
Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)
CARA MANUSIA MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN
Manusia memperoleh ilmu pengetahuan dengan
menggunakan :
1. Metode non ilmiah
2. Metode ilmiah
1. Metode Non Ilmiah
Metode non ilmiah hanya mengandalkan panca indera
(mata, hidung, lidah, telinga, dan kulit). Pengetahuan non ilmiah atau dikenal sains semu (Pseudo Science)
diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan, perasaan, keyakinan dan tanpa
diikuti proses pemikiran yang cermat.Oleh karenanya pencarian pengetahuan
dengan cara ini persentase kebenarannya rendah. Pengetahuan yang diperoleh
mungkin benar namun mungkin juga salah.
a.
Mitos
Timbul karena keterbatasan
indera manusia.
Mitos dari bahasa Inggris Myth dan bahasa Yunani Muthos
yang artinya suatu kepercayaan yang sangat dipahami dan dianggapsebagai acuan
pola kehidupan
pada suatu kelompok atau tatanan sosial masyarakat tertentu.
Contohnya
penyakit kusta adalah penyakit kutukan padahal penyakit kusta bukan kutukan dan dapat disembuhkan.
Penyebabnya yaitu Mirobacterium
lepra.
b.
Wahyu
Pengetahuan
yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat para nabi.
Manusia
dalam menerima pengetahuan ini bersifat pasif, namun dengan keyakinan bahwa
semuanya benar. Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan
dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat
dipelajari maksud atau makna yang terkandung didalamnya. Bahkan mempelajari wahyu
diwajibkan oleh sang pencipta untuk memperdalam kita akan keberadaan Tuhan Yang
Maha Esa pencipta alam semesta. Prilaku yang tidak boleh dilakukan adalah
mempertanyakan atau memperdebatkan wujud zat dari Sang Pencipta Tuhan Yang Maha
Esa sebagai pemilik wahyu.
c. Akal Sehat (Common Sense)
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger
(1973, hal 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang
memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang
dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal
sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula
menyesatkan.
Contohnya pada
abad ke- 19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik, hukuman
adalah alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata membantah
kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi
dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam
pendidikan, melainkan ganjaran.
d. Prasangka/Prejudice
Pengetahuan
yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang
melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu
luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
Prasangka berupa dugaan yang kemungkinannya
benar atau mungkin juga salah. Dengan prasangka orang sering mengambil
keputusan atau kesimpulan yang keliru. Cara ini hanya berguna untuk mencari
kemungkinan lain tentang konsep kebenaran.
2
macam prasangka :
-
Prasangka buruk yaitu menilai sesuatu
atau seseorang dengan buruk. Orang yang berprasangka buruk, hidupnya tidak akan
tentram dan bahagia.
-
Prasangka baik yaitu menilai sesuatu
atau seseorang dengan baik. Prasangka baik sama dengan berdoa (mempunyai
harapan).
e. Penemuan Kebetulan
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan
secara kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna.
Sebagai contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat malaria. Seorang pengembara yang
sedang mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, karena merasa haus mereka
meminum air rawa tersebut. Namun demikian air rawa terasa pahit oleh karena
mengandung hancuran (ekstrak) pohom kina besar yang tumbang di dalamnya.
Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang dideritanya berangsur-angsur
sembuh.
Beberapa penemuan secara kebetulan yang
penting lagi adalah penemuan Newton tentang
hokum gaya-gaya yang melingkupi alam semesta dan segala benda-benda angkasa
lainnya, penemuan Archimedes
tentang gaya angkut air serta penemuan
Flemming tentang obat penisilin, semuanya didasarkan pada penemuan
kebetulan.
f. Penemuan Coba-coba
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal
atau coba-coba saja yang tidak didasari oleh teori yang ada sebelumnya,
sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau
hal yang diketahui.
Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba
meskipun belum pasti usahanya akan berhasil. Percobaan pertama yang gagal akan
diulangi dengan percobaan berikutnya dengan perbaikan berdasarkan pengalaman
sebelumnya. Oleh karenanya cara ini mengundang unsur pembelajaran dengan
pengalaman yang bertambah, tentu termasuk waktu yang lama dan biaya yang
relatif besar.
Contohnya Thomas Alfa Edison. Dalam
kurun waktu dua tahun, Alfa Edison menghabiskan seluruh dana dan waktunya untuk
menciptakan lampu. Hal ini dikarenakan lampu listrik sangat dibutuhkan untuk
menerangi malam yang saat itu masih memakai lampu minyak. Total penelitian yang
dilakukan adalah 6.000 uji coba untuk menemukan bahan yang tepat. Melalui usaha
ekstra keras, tanggal 21 Oktober 1879, Alfa Edison melahirkan bohlam lampu
pijar yang mampu menyala selama 40 jam.
g. Pendekatan Intuisi
Cara ini merupakan salah satu kegiatan
berfikir tertentu yang non analitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola
berpikir tertentu yang analitik rasional dan empiris, dan biasanya pendapat
tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan terlebih
dahulu. cara intuitif tidak mempunyai logika atau pola berpikirtertentu serta
langkah yang sistimatik dan terkendali.
Contohnya adalah ramalan bintang (astrologi), seorang astrolog pada saat meramal
nasib seorang, disamping menggunakan rumusnya juga sering menggunakan
intuisinya.
2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah mekanisme atau cara
mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur
logis yang terdiri atas tahapan kerja yang disebut daur logico-hypothetico-verifikatif yaitu :
-
Adanya
kebutuhan objektif
-
Perumusan
masalah
-
Pengumpulan
teori
-
Perumusan
hipotesis
-
Pengumpulan
data/informasi/fakta
-
Analisis data
-
Penarikan
kesimpulan
Dengan kata lain metode ilmiah adalah prosedur atau
cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis dan
menggunakan cara berfikir yang logis.
Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan,
yaitu :
1. Rasional yaitu sesuatu yang
masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia
2. Empiris yaitu menggunakan
cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca indera
3. Sistematis
yaitu menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.
Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya :
1. Obyektif, artinya pengetahuan
itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
2. Metodik, artinya pengetahuan
ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan
terkontrol.
3. Sistematik, artinya
pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu
dengan yang lain saling berkaitan.
4. Universal, artinya
pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa
orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh
hasil yang sama.
Sifat Metode Ilmiah :
1. Efisien dalam penggunaan
sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
2. Terbuka (dapat dipakai oleh
siapa saja).
3. Teruji (prosedurnya logis
dalam memperoleh keputusan).
Pola Pikir
Dalam Metode Ilmiah
-
Induktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus
menjadi hal yang bersifat umum. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang
lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi dan terkait dengan empirisme.
Dunia
empirik (induktif) yang obyektif dan berorientasi kepada fakta sebagai mana
adanya.
Contoh :
Tumbuhan akan mati (khusus)
Hewan akan mati (khusus)
Manusia akan mati (khusus)
Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan
mati (umum)
-
Deduktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat umum
menjadi hal yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan
secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogismus dan terkait dengan
rasionalisme.
Dunia
rasional (deduktif) adalah koheren, logis, dan sistematis, dengan logika
deduktif sebagai sendi pengikatnya.
Contoh :
Semua manusia akan mati (umum)
Aris adalah manusia (khusus)
Kesimpulan : Aris akan mati (khusus)
Langkah-langkah Metode Ilmiah :
- Perumusan
masalah : Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa
variabel atau lebih. Masalah dapat diuji dan dapat dipecahkan dan disusun dalam
bentuk pertanyaan singkat, padat, jelas. Rumusan masalah berupa kalimat tanya
yang merupakan hasil dari observasi.
- Penyusunan
kerangka berfikir : Landasan teori berisi prinsip-prinsip
teori yang memengaruhi pembahasan. Prinsip-prinsip teori berguna untuk membantu
penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya kerangka teori
harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori yang mendasari proses dari
penelitian.
-
Perumusan
hipotesis : Hipotesis adalah dugaan sementara. Hal ini dapat
dikaitkan dengan rumusan masalah yang disusun. Kalimat hipotesis ditulis dalam
pernyataan, sederhana dan jelas, dan berdasarkan keterangan-keterangan atau
informasi yang dikaji baik dari sumber bacaan atau fakta. Hipotesis ini harus
didukung oleh landasan teori.
Beberapa
manfaat hipotesis
· Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
· Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan
antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian pembeli.
· Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta
yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu satuan penting dan
menyeluruh.
· Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian
dengan fakta dan antarfakta.
- Pengujian
hipotesis : Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Perhitungan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada
tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen, yaitu variabel
bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas adalah
variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang
diteliti, perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah
variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
Variabel
bebas adalah variabel yang sengaja diubah-ubah oleh peneliti. Dikatakan bebas
karena variabel ini bebas diubah oleh peneliti. Variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan tidak dapat diubah oleh
peneliti. Variabel kontrol adalah variabel yang dapat memengaruhi hasil
eksperimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh.
- Penarikan
kesimpulan : Pengambilan keputusan/kesimpulan diperoleh
berdasarkan hasil dari eksperimen. Kemungkinan kesimpulan pertama, hipotesis
ditolak jika dugaan sementara tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Kemungkinan
kedua hipotesis diterima, berarti dugaan sementara sesuai dengan hasil
eksperimen. Semua hasil eksperimen dikatakan baik jika dilakukan dengan
prosedur secara ilmiah.
Sarana Berpikir Ilmiah
merupakan alat bagi metode
ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik
berupa
bahasa, logika, matematika dan statistika.
·
Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai
dalam seluruh proses ilmiah. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang
berlandaskan pada logika induktif dan deduktif. Menggunakan bahasa yang baik
dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan
bahasa yang tidak baik dan tidak benar.
Di dalam fungsi komunikatif bahasa terdapat tiga unsur
yang digunakan untuk menyampaikan : bahasa (unsur emotif), sikap (unsur
afektif) dan buah pikiran (unsur penalaran). Perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh ketiga unsur ini. Perkembangan ilmu dipengaruhi oleh fungsi penalaran dan
komunikasi bebas dari pengaruh unsur emotif. Sedangkan perkembangan seni
dipengaruhi oleh unsur emotif dan afektif. Syarat komunikasi ilmiah meliputi
bahasa yang harus bebas emotif dan reproduktif. Reproduktif artinya
komunikasinya dapat dimengerti oleh yang menerima. Komunikasi ilmiah bertujuan
untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan.
·
Logika dan Matematika
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2003), diuraikan bahwa
logika berarti pengetahuan tentang kaidah berpikir. Makna lainnya adalah jalan
berpikir yang masuk. Logis berarti sesuai dengan logika, benar menurut
penalaran atau masuk akal. Menurut Soebroto (2007), kata logika berasal dari
konstanta bahasa latin, yaitu logos yang berarti perkataan atau sabda. Kemudian
kata logos diadaptasi ke beberapa bahasa lainnya, bahasa arab misalnya,
menyebutkan dengan mantiq, yang diambil dati kata naqaha yang mempunyai arti
berucap atau berkata.
Logika dan matematika merupakan dua pengetahuan yang
selalu berhubungan erat, yang keduanya digunakan sebagai sarana berpikir
deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa artifisial, yaitu murni bahasa
buatan. Keistimewaan bahasa ini ialah terbebas dari aspek emotif dan afektif
serta jelas kelihatan bentuk hubungannya. Baik logika maupun matematika lebih
mementingkan bentuk logikanya pertanyaan-pertanyaan mempunyai sifat yang jelas.
·
Statistika
Statistik baru hanya digunakan untuk mengambarkan
persoalan seperti; pencatatan banyaknya penduduk, penarikan pajak, dan
sebagainya, dan mengenai penjelasannya. Tetapi, dewasa ini hampir semua bidang
keilmuan menggunakan statistika, seperti; pendidikan, psikologi, pendidikan
bahasa, biologi, kimia, pertanian, kedokteran, hukum, politik, dsb. Sedangkan
yang tidak menggunakan statistika hanya ilmu – ilmu yang menggunakan pendekatan
spekulatif. Statistika merupakan sekumpulan metode untuk membuat keputusan
dalam bidang keilmuan yang melalui pengujian – pengujian yang berdasarkan
kaidah – kaidah statistik.
Statistik selain menampilkan fakta berupa angka –
angka, statistika juga merupakan bidang keilmuan yang dsebut statistika,
seperti juga matematika yang disamping merupakan bidang keilmuan juga berarti
lambang, formulasi, dan teorema. Bidang keilmuan statistik merupakan sekumpulan
metode untuk memperoleh dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan
berdasarkan data tersebut . Ditinjau dari segi keilmuan, statistika merupakan
bagian dari metode keilmuan yang di pergunakan dalam mendiskripsikan gejala
dalam bentuk angka – angka, baik melalui hitungan maupun pengukuran. Maka,
hartono Kasmadi, dkk., mengatakan bahwa “statistika ilmu yang berhubungan
dengan cara pengumpulan fakta, pengolahan dan menganalisaan, penaksiran,
simpulan dan pembuat keputusan.
Keunggulan Metode Ilmiah
-
Memupuk sifat
objektif, metodik, dan sistematik
-
Mencintai
kebenaran dan bersifat adil.
-
Menyadari
bahwa kebenaran ilmu tidak bersifat mutlak.
- Membimbing
untuk bersikap optimis, teliti, dan berani membuat pernyataan yang menurut
keyakinan ilmiah yang benar.
-
Membimbing
kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti
yang nyata.
(Bambang
Ruwanto, 2006)
Keterbatasan Metode Ilmiah
-
Kebenaran
ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak
kesimpulan maka kesimpulan itu dianggap benar. Sebaliknya, kesimpulan yang
dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebenaran yang baru.
-
Tidak dapat
menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk
atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau
untuk menguji adanya Tuhan.
PERBEDAAN METODE ILMIAH
DAN NON ILMIAH
Pendekatan
Ilmiah :
·
Perumusan masalah jelas dan spesifik
·
Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur
secara empiris
·
Jawaban permasalahan didasarkan pada data
·
Proses pengumpulan dan analisis data, serta
pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar
·
Kesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain
Pendekatan
Non Ilmiah :
·
Perumusan kabur atau abstrak
·
Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat
bersifat supranatural/dogmatis
·
Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data
di lapangan
·
Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan
dan analisis data secara logis
·
Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang
lain
Contoh
: “Amir sakit perut selama seminggu”
Pendekatan Ilmiah :
-
Cari data di lapangan Amir makan apa ?
-
Periksa ke dokter
-
Tes laboratorium
-
Pengobatan
-
Kesimpulan : Amir Keracunan
Pendekatan Non Ilmiah :
-
Pergi ke dukun
-
Penyembuhan
-
Kesimpulan :Amir kena guna-guna dari teman/musuhnya
Metode Ilmiah dan Non-Ilmiah
Aspek
|
Non-Ilmiah
|
Ilmiah
|
Pendekatan terhadap masalah
|
Intuitif
|
Empiris
|
Konsep/teori
|
Ambigu
|
Jelas, operasional, spesifik
|
Hipotesis
|
Tidak dapat dibuktikan
|
Dapat dibuktikan
|
Observasi gejala
|
Tidak terkontrol, seadanya
|
Sistematis, terkontrol
|
Alat ukur
|
Tidak akurat, tidak tepat, tidak sesuai
|
Akurat, tepat, sesuai
|
Pengukuran
|
Tidak valid, tidak reliabel
|
Valid, reliabel
|
Kontrol
|
Tidak ada
|
Selalu dilakukan
|
Pelaporan hasil penelitian
|
Bias, subjektif
|
Tidak bias, objektif
|
Sikap peneliti
|
Tidak kritis, menerima apa adanya
|
Kritis, skeptis, mencari bukti
|
Penyimpulan terhadap
hubungan antar variabel
|
Menghubungkan
dua kejadian tanpa pengujian
|
Mencari
hubungan antar variabel secara sistematis
|
Sifat peneltian
|
Tidak dapat diulang
|
Dapat diulang
|
Sumber :
http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2015/04/metode-ilmiah-dan-metode-non-ilmiah.html
https://www.academia.edu/8744894/Metode_Ilmiah_mendapatkan_ilmu
http://slideplayer.info/slide/2757097/
https://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/
http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.co.id/2013/09/biografi-thomas-alfa-edison.html
http://kimiahubbi.blogspot.co.id/2015/03/sarana-berpikir-ilmiah.html
https://aliyanuzul.wordpress.com/ipa-1/metode-ilmiah-dan-benda-benda-alam/inti/sifat-metode-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar