Sabtu, 04 Juni 2016

MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI

Nama               : Dina Rohmah Ginanjar
NPM               : 115040067
Kelas               : 1C
Dosen              : Nasir, Drs, MM
Prodi               : Akuntansi
Fakultas           : Ekonomi
Universitas      : Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)

Tingkat organisasi dalam kehidupan : Individu, populasi, komunitas, ekosistem, biosfer.
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Kepadatan populasi adalah jumlah individu sejenis pada waktu tertentu per satuan luas.
Distribusi populasi adalah persebaran individu-individu sejenis pada suatu tempat tertentu.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah:
1. Natalitas (Angka kelahiran)
2. Mortalitas (Angka kematian)
3. Migrasi (perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain)
-       Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain yang mengunjungi sebuah negara.
Misalnya penduduk Malaysia berpindah dan tinggal di Indonesia.
-       Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jadi justru sebaliknya, misal penduduk Indonesia yang melakukan emigrasi ke Malaysia.
Faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi adalah:
1. Kompetisi
2. Predasi
3. Penyakit
4. Cekaman atau stress

Komunitas adalah kumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi. Interaksi itu dapat bermacam-macam:
1.      Netral, diantara populasi tidak ada saling mempengaruhi , misalnya populasi semut dan lebah.
2.      Kompetisi, terjadi persaingan antar populasi, misalnya populasi zebra dan rusa.
Interaksi antar-individu
a.       Kompetisi : anggota populasi bertambah, kebutuhan hidup tidak terpenuhi
b.      Kompetisi intraspesifik : kompetisi antar-individu dalam populasi
3.      Predasi, jika anggota populasi akan dimakan oleh anggota populasi yang lain, yang makan disebut predator, yang dimakan disebut mangsa, misalnya antara populasi singa dan rusa.
Interaksi antar-populasi
a.       Predasi : satu spesies memakan spesies lain, pemakan = predator, dimakan = mangsa (prey), hewan – hewan, herbivora – tumbuhan
b.      Kompetisi interspesifik : dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki kebutuhan hidup yang sama sementara kebutuhan terbatas
4.      Simbiosis : dua spesies yang berbeda hidup bersama
-          Mutualisme, kalau hubungan antar populasi saling menguntungkan, misalnya antara populasi semut dan kutu pohon.
mutualisme : saling menguntungkan
-          Parasitisme, kalau salah satu populasi jadi parasit dari populasi yang lain. Misalnya antara pohon dengan benalu
parasitisme : satu spesies diuntungkan, spesies yang lain dirugikan
·           Endoparasit = parasit yang hidup di dalam tubuh inang
·           Ektoparasit = parasit yang hidup di permukaan atau menempel sementara pada tubuh inang
-          Komensalisme, interaksi antar populasi, dimana yang satu untung yang lain tidak rugi, misalnya antara pohon dengan anggrek.
komensalisme : satu spesies diuntungkan, spesies yang lain tidak untung dan tidak rugi
5.      Interaksi antara biotik-abiotik
a.       Terjadi pada tingkat individu – biosfer
b.      Interaksi paling kompleks : biosfer

Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
1.        Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
2.        Berdasarkan Minat
3.        Berdasarkan Komuni. Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan yang merupakan suatu kesatuan fungsional (komponen yang satu dengan lainnya saling berinteraksi membentuk suatu sistem). Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya.
Lingkungan hidup organisme ada 2 yaitu:
a. Lingkungan abiotik: komponen tak hidup yaitu tanah, air, udara, cuaca, iklim, suhu, cahaya, kelembapan, garam-garam mineral, dll.
b. Lingkungan biotik: organisme lainnya (semua makhluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem) yaitu manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme.
Fungsi / tugas / peran yang khas suatu organisme dalam ekosistem disebut niche / relung.
Berdasarkan peran khasnya (Lingkungan biotik) organisme dibedakan menjadi:
1.        Produsen (autotrof) : Makhluk hidup yang yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis, dengan mengubah zat anorganik menjadi zat organik, misalnya adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
2.        Konsumen (heterotrof, herbivora, karnivora, omnivora) : Kelompok makhluk hidup yang makanannya tergantung secara langsung maupun tidak langsung pada produsen, contoh hewan dan manusia.
3.        Dekomposer (mengurai zat organik kompleks menjadi sederhana): Makhluk hidup yang menguraikan sisa makhluk hidup yang sudah mati, dengan menguraikan zat organik dari tubuh yang mati menjadi zat anorganik, sehingga dapat digunakan kembali oleh produsen. termasuk kelompok ini adalah bakteri dan jamur.
4.        Detritivor: memakan partikel organik (detritus)
Dalam ekosistem ada:
1.        Rantai makanan (food chain): Perpindahan energi dari sinar matahari yang dipakai oleh tumbuhan melalui serangkaian organisme dalam peristiwa makan memakan dengan arah tertentu./ proses “saling makan” dalam suatu ekosistem.

2.        Jaring-jaring makanan: rantai makanan yang satu dengan yang lainnya dalam suatu ekosistem akan  “saling menjalin”, sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
 
Berbagai bentuk ekosistem alami, antara lain:
1.      Ekosistem darat (Terestrial)
Ekosistem darat terdiri atas ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, dan gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra. Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang banyak dan memiliki curah hujan yang tinggi.
Ekosistem sabana terdapat di wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah. Sabana yang terluas terdapat di Afrika dan Australia. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga, zebra, dan singa.
Sementara itu, ekosistem padang rumput terdapat di daerah tropis dan underling tropis. Dalam ekosistem ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem ini antara lain gajah, jerapah, dan singa.
2.      Ekosistem air (Akuatik)
Ekosistem air terdiri atas ekosistem air tawar, air laut, sungai, pantai pasir, pantai batu dan terumbu karang.
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri memiliki variasi suhu yang tidak mencolok, pencahayaan kurang, dan terpengaruh iklim dan cuaca.
Ekosistem air laut memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang tinggi.
Sementara itu, ekosistem sungai terdiri atas hewan seperti ikan, buaya, hewan lainnya yang sering berada di sungai.
Ekosistem terumbu karang terdiri atas coral yang berada dekat pantai. Hewan-hewan yang berada di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lainnya. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
3.      Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan antara lain bendungan, sawah irigasi, dan perkebunan kelapa sawit, pemukiman, hutan tanaman produksi (jati, pinus).
1.        Produktivitas Primer: kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof
2.        Produktivitas Primer Kotor: seluruh bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme autotrof
3.        Produktivitas Primer Bersih: berat kering dari bahan organik yang tersimpan
4.        Produktivitas Sekunder: kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof
5.        Efisiensi Ekologi: perbandingan produktivitas bersih antara satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya.
Siklus materi : materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke produsen dan konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam air, tanah maupun udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil lagi oleh produsen. Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan fosfor di alam berupa siklus yang abadi.
Beberapa siklus materi (Daur Biogeokimia) :
1.  Siklus air: pada mh. Air kembali melalui proses penguapan dan pernafasan.
Siklus air kecil terjadi bila air laut menguap dan membentuk awan, kemudian mengalami proses pengembunan menjadi hujan yang jatuh ke laut lagi. Siklus air sedang tjd bila hujan tsb jatuh di daratan, air sebagian meresap ke dalam tanah menjadi air tanah, sebagian lagi mengalir ke sungai, danau dan akhirnya ke laut menjadi air permukaan.       Uap air dari sungai, danau, dan laut tersebut membentuk awan lagi dst. Hewan memperoleh air berupa air minum dan makanan yang mengandung air, sedang tumbuhan memperoleh air dari tanah melalui akar.
2.  Siklus karbon: CO2 dari pernafasan, diambil tumbuhan untuk proses fotosintesis yg kemudian disimpan dalam bentuk senyawa organic, s. organic ini dimakan konsumen. Jika m.h. mati maka senyawa karbon dalam tubuhnya akan diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa an organic yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dst. Penguraian C dalam tumbuhan dapat terjadi sangat lambat sampai jutaan tahun, yang akhirnya terbentuklah batu bara, minyak bumi dll.
3.  Siklus oksigen berhubungan langsung dengan siklus carbon, yaitu tjdnya pernafasan dan fotosintesis.
4.    Siklus nitrogen: bila protein pada m.h. yang telah mati diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa N dalam tanah terutama gas NH3, jika bereaksi dengan air akan memben-tuk ion NH4 yang langsung dapat diserap kembali oleh tumbuhan. Udara banyak sekali mengandung N2 (78%) tapi hanya bakteri pengikat N2 yang dapat memanfaatkannya secara langsung menjadi senyawa N dalam tanah, mis: Azotobacter  yang hidup bebas dan Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan. Kilat dan halilintar juga dapat mengubah N2 menjadi senyawa N yang jatuh ke tanah bersama air hujan, di tanah kelompok I bakteri nitrifikasi mengubah ion NH4+ menjadi senyawa nitrit, kemudian oleh bakteri nitrat akan diubah menjadi senyawa nitrat yang siap diisap oleh tumbuhan.
5.   Siklus Posfat

Aliran energi : mh. Memperoleh energi dari sinar matahari , energi ini kemudian pindah ke produsen , konsumen dan akhirnya ke pengurai, sedangkan sebagian lain tersebar ke lingkungan, artinya energi yang sudah terlepas ke lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk ke dalam sistem kehidupan. Aliran energi berupa makanan dan jaring makanan dari komponen-komponen produsen, konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat berupa simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan.
Energi mengalir melalui hubungan makan-memakan (tingkat trofik)
Aliran energi dari produsen ke konsumen tidak efisien, sebagian hilang dalam bentuk panas.
Hukum10% : hanya 10% dari energi pada tingkat trofik di bawahnya yang dapat dimanfaatkan.
Aliran Energi
Succession
-            Natural, gradual changes in the types of species that live in an area; can be primary or secondary.
-            Primary – begins in a place without soil
-            Secondary – where soil already exists
Primary Succession
Secondary Succession
Pola kehidupan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pola kehidupan didarat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
a.  keadaan tanah
b.  suhu
c.  angin
d.  kelembaban Udara
e.  curah Hujan
f.  pancaran Sinar Matahari
Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya:
Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur. Dan  Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagianmati
2. Pola kehidupan di air
Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:
-       Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
-       Lingkungan air asin: laut        
-       Lingkungan air payau: danau air tawar
Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya:
a)      Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari
-            Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air.
-            Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.
-            Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen.
b)      Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut
-         Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati.
-         Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan.
c)       Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas
Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan.
d)      Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu
-          Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.
-          Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing lingkungan air tersebut.
3. Pola kehidupan yang khas
Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas.
Pola kehidupan yang khas terbagi atas:
a) Simbiosis
Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat.
Jenis-jenis simbiosis yaitu:
-          Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis burung, dan lain-lain.
-          Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya: benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah dengan tumbuhan inang, dan lain-lain.
-          Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan, misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon yang tinggi, dan lain-lain.
b) Antibiosis
Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya. Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu. Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin, Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin, Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.

Sumber :
http://nurilmiyati-iad.blogspot.co.id/2011/03/5-makhluk-hidup-dalam-ekosistem-alami.html
http://yunifirwinda.blogspot.co.id/2014/11/makhluk-hidup-dalam-ekosistem-alami.html
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system