Nama :
Dina Rohmah Ginanjar
NPM :
115040067
Kelas :
1C
Dosen :
Nasir, Drs, MM
Prodi :
Akuntansi
Fakultas :
Ekonomi
Universitas :
Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)
Tingkat organisasi dalam kehidupan : Individu, populasi, komunitas,
ekosistem, biosfer.
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan
bereproduksi di antara sesamanya. Kepadatan populasi adalah jumlah individu
sejenis pada waktu tertentu per satuan luas.
Distribusi
populasi adalah persebaran individu-individu sejenis pada suatu tempat
tertentu.
Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah:
1. Natalitas
(Angka kelahiran)
2. Mortalitas
(Angka kematian)
3. Migrasi (perpindahan
penduduk dari satu tempat ke tempat lain)
-
Imigrasi adalah perpindahan penduduk
dari negara lain yang mengunjungi sebuah negara.
Misalnya penduduk Malaysia
berpindah dan tinggal di Indonesia.
- Emigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jadi justru
sebaliknya, misal penduduk Indonesia yang melakukan emigrasi ke Malaysia.
Faktor yang
mempengaruhi kepadatan populasi adalah:
1. Kompetisi
2. Predasi
3. Penyakit
4. Cekaman atau
stress
Komunitas adalah kumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang saling
berinteraksi. Interaksi itu dapat bermacam-macam:
1.
Netral, diantara
populasi tidak ada saling mempengaruhi , misalnya populasi semut dan lebah.
2.
Kompetisi, terjadi
persaingan antar populasi, misalnya populasi zebra dan rusa.
Interaksi antar-individu
a.
Kompetisi : anggota populasi bertambah, kebutuhan
hidup tidak terpenuhi
b.
Kompetisi intraspesifik : kompetisi antar-individu
dalam populasi
3.
Predasi, jika
anggota populasi akan dimakan oleh anggota populasi yang lain, yang makan
disebut predator, yang dimakan disebut mangsa, misalnya antara populasi singa
dan rusa.
Interaksi antar-populasi
a. Predasi :
satu spesies memakan spesies lain, pemakan = predator, dimakan = mangsa (prey),
hewan – hewan, herbivora – tumbuhan
b. Kompetisi
interspesifik : dua atau lebih populasi pada suatu wilayah memiliki kebutuhan
hidup yang sama sementara kebutuhan terbatas
4. Simbiosis : dua spesies yang berbeda hidup bersama
-
Mutualisme, kalau
hubungan antar populasi saling menguntungkan, misalnya antara populasi semut
dan kutu pohon.
mutualisme : saling
menguntungkan
-
Parasitisme, kalau salah satu populasi jadi parasit
dari populasi yang lain. Misalnya antara pohon dengan benalu
parasitisme : satu spesies diuntungkan, spesies
yang lain dirugikan
·
Endoparasit = parasit yang hidup di dalam tubuh inang
·
Ektoparasit = parasit yang hidup di permukaan atau
menempel sementara pada tubuh inang
-
Komensalisme, interaksi antar populasi, dimana yang
satu untung yang lain tidak rugi, misalnya antara pohon dengan anggrek.
komensalisme
: satu spesies diuntungkan, spesies
yang lain tidak untung dan tidak rugi
5.
Interaksi
antara biotik-abiotik
a. Terjadi pada tingkat individu – biosfer
b. Interaksi paling kompleks : biosfer
Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
1.
Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat
sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai
sesuatu yang sama secara geografis.
2.
Berdasarkan Minat
3.
Berdasarkan Komuni. Komuni dapat berarti ide dasar
yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.
Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan yang
merupakan suatu kesatuan fungsional (komponen yang satu dengan lainnya saling
berinteraksi membentuk suatu sistem). Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya.
Lingkungan hidup organisme ada 2 yaitu:
a. Lingkungan
abiotik: komponen tak hidup yaitu tanah, air, udara, cuaca, iklim, suhu,
cahaya, kelembapan, garam-garam mineral, dll.
b. Lingkungan
biotik: organisme lainnya (semua makhluk hidup yang terdapat dalam suatu
ekosistem) yaitu manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme.
Fungsi / tugas / peran yang khas suatu organisme dalam ekosistem disebut niche / relung.
Berdasarkan peran khasnya (Lingkungan biotik) organisme dibedakan menjadi:
1.
Produsen (autotrof) : Makhluk hidup yang yang
menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis, dengan mengubah zat anorganik
menjadi zat organik, misalnya adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
2.
Konsumen (heterotrof, herbivora, karnivora, omnivora) : Kelompok
makhluk hidup yang makanannya tergantung secara langsung maupun tidak langsung
pada produsen, contoh hewan dan manusia.
3.
Dekomposer (mengurai zat organik kompleks menjadi sederhana): Makhluk hidup yang menguraikan sisa makhluk hidup yang sudah mati,
dengan menguraikan zat organik dari tubuh yang mati menjadi zat anorganik,
sehingga dapat digunakan kembali oleh produsen. termasuk kelompok ini adalah
bakteri dan jamur.
4.
Detritivor:
memakan partikel organik (detritus)
Dalam ekosistem ada:
1.
Rantai makanan (food chain): Perpindahan energi
dari sinar matahari yang dipakai oleh tumbuhan melalui serangkaian organisme
dalam peristiwa makan memakan dengan arah tertentu./ proses “saling
makan” dalam suatu ekosistem.
2.
Jaring-jaring makanan: rantai makanan yang satu
dengan yang lainnya dalam suatu ekosistem akan “saling
menjalin”, sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Berbagai
bentuk ekosistem alami, antara lain:
1.
Ekosistem darat (Terestrial)
Ekosistem darat terdiri atas ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang
rumput, dan gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra. Ekosistem hutan hujan tropis
terdapat di daerah tropis dan subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang
banyak dan memiliki curah hujan yang tinggi.
Ekosistem
sabana terdapat di wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah. Sabana yang
terluas terdapat di Afrika dan Australia. Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga, zebra, dan singa.
Sementara
itu, ekosistem padang rumput terdapat di daerah tropis dan underling tropis.
Dalam ekosistem ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem
ini antara lain gajah, jerapah, dan singa.
2.
Ekosistem air (Akuatik)
Ekosistem air terdiri atas ekosistem air tawar, air laut, sungai, pantai
pasir, pantai batu dan terumbu karang.
Ekosistem
air tawar memiliki ciri-ciri memiliki variasi suhu yang tidak mencolok,
pencahayaan kurang, dan terpengaruh iklim dan cuaca.
Ekosistem
air laut memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki
suhu yang tinggi dan penguapan yang tinggi.
Sementara
itu, ekosistem sungai terdiri atas hewan seperti ikan, buaya, hewan lainnya
yang sering berada di sungai.
Ekosistem
terumbu karang terdiri atas coral yang berada dekat pantai. Hewan-hewan yang
berada di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lainnya. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir
putih.
3.
Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman
rendah. Contoh ekosistem buatan antara lain bendungan, sawah irigasi, dan
perkebunan kelapa sawit, pemukiman, hutan tanaman produksi (jati, pinus).
1.
Produktivitas Primer: kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi
energi kimia dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof
2.
Produktivitas Primer Kotor: seluruh bahan organik yang dihasilkan dari
proses fotosintesis pada organisme autotrof
3.
Produktivitas Primer Bersih: berat kering dari bahan organik yang
tersimpan
4.
Produktivitas Sekunder: kecepatan energi kimia mengubah bahan organik
menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof
5.
Efisiensi Ekologi: perbandingan produktivitas bersih antara satu tingkat
trofik ke tingkat trofik berikutnya.
Siklus materi : materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke
produsen dan konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam air,
tanah maupun udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil lagi oleh
produsen. Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan fosfor di
alam berupa siklus yang abadi.
Beberapa
siklus materi (Daur Biogeokimia) :
1. Siklus air:
pada mh. Air kembali melalui proses penguapan dan pernafasan.
Siklus air kecil terjadi bila air laut menguap dan membentuk awan, kemudian
mengalami proses pengembunan menjadi hujan yang jatuh ke laut lagi. Siklus air
sedang tjd bila hujan tsb jatuh di daratan, air sebagian meresap ke dalam tanah
menjadi air tanah, sebagian lagi mengalir ke sungai, danau dan akhirnya ke laut
menjadi air permukaan. Uap air dari sungai,
danau, dan laut tersebut membentuk awan lagi dst. Hewan memperoleh air berupa
air minum dan makanan yang mengandung air, sedang tumbuhan memperoleh air dari
tanah melalui akar.
2.
Siklus karbon: CO2 dari pernafasan, diambil tumbuhan untuk proses
fotosintesis yg kemudian disimpan dalam bentuk senyawa organic, s. organic ini
dimakan konsumen. Jika m.h. mati maka senyawa karbon dalam tubuhnya akan
diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa an organic yang akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan dst. Penguraian C dalam tumbuhan dapat terjadi sangat lambat sampai
jutaan tahun, yang akhirnya terbentuklah batu bara, minyak bumi dll.
3. Siklus oksigen berhubungan
langsung dengan siklus carbon, yaitu tjdnya pernafasan dan fotosintesis.
4. Siklus nitrogen: bila protein pada m.h. yang
telah mati diuraikan oleh pengurai menjadi senyawa N dalam tanah terutama gas
NH3, jika bereaksi dengan air akan memben-tuk ion NH4 yang langsung dapat
diserap kembali oleh tumbuhan. Udara banyak sekali mengandung N2 (78%)
tapi hanya bakteri pengikat N2 yang dapat memanfaatkannya secara langsung
menjadi senyawa N dalam tanah, mis: Azotobacter yang hidup bebas dan
Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan. Kilat dan halilintar
juga dapat mengubah N2 menjadi senyawa N yang jatuh ke tanah bersama air
hujan, di tanah kelompok I bakteri nitrifikasi mengubah ion NH4+ menjadi
senyawa nitrit, kemudian oleh bakteri nitrat akan diubah menjadi senyawa nitrat
yang siap diisap oleh tumbuhan.
5. Siklus Posfat
Aliran energi : mh. Memperoleh
energi dari sinar matahari , energi ini kemudian pindah ke produsen , konsumen
dan akhirnya ke pengurai, sedangkan sebagian lain tersebar ke lingkungan,
artinya energi yang sudah terlepas ke lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk
ke dalam sistem kehidupan. Aliran energi berupa makanan dan jaring makanan dari
komponen-komponen produsen, konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat
berupa simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan.
Energi mengalir melalui hubungan
makan-memakan (tingkat trofik)
Aliran energi dari produsen
ke konsumen tidak efisien, sebagian
hilang dalam bentuk panas.
Hukum10% : hanya 10% dari
energi pada tingkat trofik di bawahnya yang dapat dimanfaatkan.
Aliran Energi
Succession
-
Natural,
gradual changes in the types of species that live in an area; can be primary or
secondary.
-
Primary –
begins in a place without soil
-
Secondary –
where soil already exists
Primary
Succession
Secondary
Succession
Pola
kehidupan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pola
kehidupan didarat
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
a. keadaan tanah
b. suhu
c. angin
d. kelembaban Udara
e. curah Hujan
f. pancaran Sinar Matahari
b. suhu
c. angin
d. kelembaban Udara
e. curah Hujan
f. pancaran Sinar Matahari
Pola
kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya:
Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan
hidup subur. Dan Pada waktu
musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagianmati
2. Pola kehidupan di air
Lingkungan
hidup di air dapat dibedakan menjadi:
- Lingkungan
air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
-
Lingkungan air asin: laut
- Lingkungan
air payau: danau air tawar
Faktor yang penting dalam kehidupan
di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya:
a) Pola kehidupan di air akibat cahaya
matahari
-
Lingkungan air yang tembus cahaya matahari
mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses
fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi
tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam
air.
-
Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari
merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah
pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari
bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.
-
Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi
dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen.
b) Pola kehidupan di air akibat zat-zat
pelarut
-
Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air
dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan
kekurangan makanan dan akhirnya mati.
-
Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar
tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air
tidak kekurangan makanan.
c) Pola
kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas
Karena
adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka
hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah
permukaan.
d) Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu
-
Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi
kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.
-
Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan
sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan
oleh sifat khas masing-masing lingkungan air tersebut.
3. Pola kehidupan yang khas
Hubungan
timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem merupakan pola
kehidupan dalam suatu komunitas.
Pola
kehidupan yang khas terbagi atas:
a) Simbiosis
Simbiosis adalah cara hidup bersama
antara dua makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat.
Jenis-jenis simbiosis yaitu:
-
Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang
menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak
dengan sejenis burung, dan lain-lain.
-
Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua
makhluk hidup yang berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya
dirugikan, misalnya: benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan
inang, kutu buah dengan tumbuhan inang, dan lain-lain.
-
Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua
makhluk hidup yang berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak
dirugikan, misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan
pohon yang tinggi, dan lain-lain.
b) Antibiosis
Antibiosis atau anti simbiosis
adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup, yang satu menghambat
kehidupan makhluk hidup lainnya. Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan
bakteri tertentu pennicillium dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik)
dan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu. Macam-macam antibiotika
yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin,
Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin, Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.
Sumber :
http://nurilmiyati-iad.blogspot.co.id/2011/03/5-makhluk-hidup-dalam-ekosistem-alami.html
http://yunifirwinda.blogspot.co.id/2014/11/makhluk-hidup-dalam-ekosistem-alami.html
Sumber :
http://nurilmiyati-iad.blogspot.co.id/2011/03/5-makhluk-hidup-dalam-ekosistem-alami.html
http://yunifirwinda.blogspot.co.id/2014/11/makhluk-hidup-dalam-ekosistem-alami.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar