Nama :
Dina Rohmah Ginanjar
NPM :
115040067
Kelas :
1C
Dosen :
Nasir, Drs, MM
Prodi :
Akuntansi
Fakultas :
Ekonomi
Universitas :
Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)
BUMI DALAM ALAM SEMESTA
A. Pembentukan Alam Semesta dan Tata Surya
1. Alam Semesta
Alam semesta mencakup tentang
mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda ya ng
mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya.
Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar,
misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Konsep pemikiran manusia
tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan
astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori
egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi
oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu
Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam
semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti
tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah
sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak
kumpulan bintang di alam semesta.
2. Tata Surya
Tata surya terdiri dari
matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan
asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit
dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal dengan sembilan
planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sembilan planet tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet
luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang
tereliminasi– termasuk planet luar.
B. Teori
Terbentuknya Alam Semesta
1. Teori
Letusan Hebat
Berbagai teori tentang jagad
raya membentuk suatu bidang studi yang dikenal sebagai kosmologi. Einstein
adalah ahli kosmologi modern pertama. Tahun 1915 ia menyempurnakan teori
umumnya tentang relativitas, yang kemudian diterapkan pada pendistribusian zat
di luar angkasa. Pada tahun 1917 secara matematik ditentukan bahwa tampaknya
ada massa bahan yang hampir seragam yang keseimbangannya tak tentu antara
kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan olek atau kekuatan dorong kosmik lain
yang tak dikenal.
Pada tahun 1922 seorang ahli
fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara lain, yang mengatakan
bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh
partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan tinggi. Karena kekuatan tarik
gravitasi, perluasan itu terus melambat. Sebelumnya, partikel-partikel itu
telah bergerak keluar bahkan lebih cepat lagi. Dalam model jagat raya ini
dahulu perluasan mulai pada saat yang unik yang disebut “letusan hebat”.
Teori letusan hebat rupanya
begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang, yang mula-mula
sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang dalam galaksi Bimasakti
bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalam orbit
sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan tetapi, pada tahun 1929
Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson,
mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya menjauhi
kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer
per-detik.
Rupanya galaksi-galaksi ini,
seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk internalnya selama waktu
yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara sendiri-sendiri mengarungi angkasa
raya, kira-kira sebagain unit atau partikel yang bergerak mengarungi ruang
angkasa. Teori Einstein dapat diterapkan pada berbagai galaksi, sebagai ganti
bintang-bintang.
2. Teori Keadaan Tetap
Kalau kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup
untuk menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan
beberapa ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan
tetap yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa
–asas kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang
sempurna. Jadi, asas kosmologi diperluas
sedemikian rupa sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung
pada peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan
teori letusan hebat.
Dalam teori kedua, ruang
angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling
menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu
diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi
baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat
mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber yang menjadi asal
usul bintang dan galaksi.
Penciptaan zat
berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima secara
skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu hukum.
C.Teori Terbentuknya Tata Surya
Melihat kenyataan bahwa
planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan orbitnya yang berebentuk
elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam jika
melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan
satelitnya yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi,
peredaran harian benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang berarah
positf seperti arah peredaran harian matahari yang terbit di timur lalu naik
dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang demikian membuat para ahli
astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar
dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang
terjadinya tata surya sebagai berikut:
1. Teori Nebule atau teori
kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere
Simon de Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal
dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya
itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil
bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada
kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas
menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian
utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk gumpalan padat inilah
yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang
berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi
sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan
jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2)
karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.
2. Teori Planetesimal, Thomas
C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest R.Moulton (1872-1952)
seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang
berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah
ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak,
pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak
terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi.
Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali
ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan di sekeliling matahari
inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak kemudian menjadi
planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut, Sir
James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu
membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di
bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu
karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya
planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di
tengah lebih besar lagi.
4. Teori Awan Debu,
dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard
P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu
mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik
ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan
kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian
tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan
menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.
Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku
kemudian menjadi planet-planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini
hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari mungkin merupakan bintang
kembar,kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada
pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak
mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak
meledak menjadi matahari.
6. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.
Alam pada saat itu belum
merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi materi yang sangat
kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya
reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan
mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk
kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan trus bergerak,
menjauhi titik pusatnya.
Dentuman besar itu terjadi
ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu
yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari
singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin
menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi
kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov
muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah
pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA
mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang angkasa
untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit
bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big
Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai
penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini
menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang
adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam
semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Yang telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
C. Teori Asal Mula Bumi
Lima miliar tahun yang lalu,system tata surya kita tidak ada. Yang ada
hanyalah awan debu dan gas yang secara perlahan berubah bentuk.sembilan planet,
termasuk Bumi, dibentuk dari materi yang menggumpal, menyerupai gumpalan bola
salju, di dalam kabut. Mengenai teori sejarah asal terbentuknya bumi sebagai
berikut;
Proses dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu di pusat nebula matahari.
Matahari terbentuk di pusat awan ini. Sementara itu, gas dan bahan lain di
bagian luarnya menggumpal.
Bebatuan kecil berubah menjadi lebih
besar, membentuk cikal bakal planet, atau protoplanet dengan
diameter beberapa kilometre.
Protoplanet saling bertumbuhan satu sama lain dan menggumpal hingga
mencapai ukuran planet (memiliki diameter beberapa ribu kilometer). Hingga
ratusan juta tahun, planet tersebut dibombardir secara kuat dan terus menerus
oleh bebatuan lain.
Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bumitelah diselimuti oleh lautan larva
yang berasal dari bebatuan yang terbakar dan luasnya mencapai beberapa
kilometre.
Secara perlahan, lautan larva tersebut mendingin membentuk kerak yang
dihantam terus menerus oleh berbagai meteor dan komet.
Planet muda kita juga mengalami aktifitas vulkanik yang melepaskan lapisan
udara secara radikal, lapisan udara ini berbeda dengan lapisan udara saat ini.
Keberadaan air dimungkinkan berassal dari kedalaman bumi atau dibawa dari
angkasa oleh komet dan membentuk laut. Pada saat bersamaan, kerak bumi berupa
menjadi benua.
Kemunculan benua, laut, dan lapisan oksigen rendah menghasilkan proses pembentukan
molekul yang lebih kompleks, yang menuntun terciptanya fenomena yang luar
biasa, yaitu kehidupan. Bahkan lebih mengejutkan lagi, kehidupan dengan sangat
cepat muncul dari laut, kurang dari satu miliar tahun setelah bumi tecipta.
Kehidupan memerlukan beberapa miliar tahun lagi ke daratan.
Sumber :
http://miiyanni.blogspot.co.id/2013/04/bumi-dalam-alam-semesta.html
http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/2014/11/makalah-bumi-dan-alam-semesta.html
https://prezi.com/eeeq6pf2tb30/bumi-dalam-alam-semesta/
Sumber :
http://miiyanni.blogspot.co.id/2013/04/bumi-dalam-alam-semesta.html
http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/2014/11/makalah-bumi-dan-alam-semesta.html
https://prezi.com/eeeq6pf2tb30/bumi-dalam-alam-semesta/
New Jersey - Casino & Sportsbook - MJHTV
BalasHapusFor 부천 출장안마 the third consecutive 창원 출장안마 month, New Jersey offers the best live casino games and the latest in 안동 출장샵 live casino games with the 이천 출장마사지 fastest payout rates 안동 출장안마