Nama :
Dina Rohmah Ginanjar
NPM :
115040067
Kelas :
1C
Dosen :
Nasir, Drs, MM
Prodi :
Akuntansi
Fakultas :
Ekonomi
Universitas :
Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)
ALAM PIKIR
MANUSIA DAN
PERKEMBANGANNYA
A. Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat
Manusia
Manusia dengan kemampuan
berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu
berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang
dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo
Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).
2. Sifat
Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting
untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya.
Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai
rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut idle curiousty.
Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran,
pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu
yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Pengetahuan yang diperoleh
dari alam semesta merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan alam.
Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu. Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari
jawaban atas fenomena yang terjadi
B. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan Fisik Manusia
Fisik tubuh manusia mengalami proses
pertumbuhan sedikit demi sedikit, mulai dari masa rahim ibu, masa setelah
dilahirkan sampai masa dewasa. Proses perubahan tersebut dimulai dari bentuk
sel yang sangat sederhana pada saat pembuahan sampai bentuk sel yang sangat
kompleks. Embrio atau janin dirahim induk terjadi dari hasil pembuahan sel
telur induk oleh sel telur pejantannya. Sel telur yang sudah dibuahi (zigot)
tersebut akan mengalami pembelahan sel, diferensiasi sel sehingga terbentuk
janin dan transpormasi bentuk tubuh.
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki organ tubuh yang
kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan metabolisme atau
penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan keluar.
c. Memberikan tanggapan terhadap
rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki potensi untuk
berkembang.
e. Tumbuh dan berkembang.
f. Berinteraksi dengan
lingkungannya.
g. Bergerak
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia
berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut
hidup. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam
pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam
pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan
perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2
Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada
periode ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan,
berjalan, berbicara, dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan –
gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan keterangan – keterangan melalui
semua alat inderanya.
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran
usia 2 – 7 tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar,
sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa
ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini
pengungkapannya sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil
dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c. Masa Usia
Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia
7-11 tahun. Pada periode ini,anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan
fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini
sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah
mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan),
walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
d. Masa Remaja ( 13 – 20
Tahun )
Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya
sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya
sebagai orang dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu
menggunakan nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.
Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
C. Sejarah Pengetahuan Manusia
Menurut
Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri
Purnama, 2008: 13):
1. Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab
yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu
dihubugkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu
diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa
setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan
gaib lainnya.
2. Tahap filsafat
atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap
mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan
diri kepada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya
sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakekat
segala sesuatu.
3. Tahap positif
atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil
merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil
atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif
melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga
berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat
bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan
Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka
landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun
pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan ataupun
“mitos.” Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab
sebagai bocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo
science” yaitu mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini
perkembangan pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
-
Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan
kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan yg diperoleh sampai zaman
Babilonia.
-
Zaman Yunani
(600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan
memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500)
menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama
(air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399)
dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan
sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles
(384-322) menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
-
Zaman
Pertengahan
Dikembangkan metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi,
astroniomi, kimia dan biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan
ilmu aljbar.
-
Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola pikir yang
dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme ke
heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola pikir yang lebih
maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal
sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham
“rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang
masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu
kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
Sumber :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sulistyani-msi/2-alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya.pdf
https://prezi.com/h6ofbr16x_zh/alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya/
https://massofa.wordpress.com/2008/01/18/perkembangan-alam-pikiran-manusia/
https://www.academia.edu/7440021/Alam_Pikiran_Manusia_dan_Perkembangannya
http://spyagent-elektronika.blogspot.co.id/2013/07/alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya.html
http://sepriblog.blogspot.co.id/2010/03/alam-pikiran-manusia-dan.html
Sumber :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sulistyani-msi/2-alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya.pdf
https://prezi.com/h6ofbr16x_zh/alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya/
https://massofa.wordpress.com/2008/01/18/perkembangan-alam-pikiran-manusia/
https://www.academia.edu/7440021/Alam_Pikiran_Manusia_dan_Perkembangannya
http://spyagent-elektronika.blogspot.co.id/2013/07/alam-pikiran-manusia-dan-perkembangannya.html
http://sepriblog.blogspot.co.id/2010/03/alam-pikiran-manusia-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar