Bab
1
Tauhid
dan Akidah Islam
·
Di
dunia ini tidak ada manusia yang tidak percaya kepada Tuhan.
ketika Bangsa Arab ditanya “Bukankah
Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab “betul” (Al-Araf [7] : 172)
Manusia komunis dan iblis makhluk
terkutuk pun percaya kepada Tuhan.
·
Yang
ada adalah manusia kafir (ingkar).
Kāfir (bahasa Arab: كافر kāfir; plural كفّار
kuffār) secara harfiah berarti orang yang menyembunyikan atau mengingkari
kebenaran. Dalam terminologi kultural kata ini digunakan dalam agama Islam
untuk merujuk kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah
-
Kafir i’tiqodi yaitu manusia kafir yang menolak beragama islam.
Contohnya meyakini adanya sekutu bagi Allah dalam mencipta,
memberi rizki, menghidupkan, dan mematikan.
- Kafir ‘amali yaitu manusia
beriman dan beragama islam tetapi dia tidak mengamalkan ajaran Islam.
Contohnya berzina, berjudi,
meminum minuman keras, dll.
·
Makhluk
yang kafir adalah manusia dan jin.
Selain manusia dan jin, mereka semua muslim. (al-Isra [17] : 44)
Dalam surat al-Isra ayat 44 bahwa
langit dan bumi serta semua yang ada didalamnya beriman dan bertasbih kepada
Allah. Manusia, jin dan malaikat bertasbih dengan ucapan dan perbuatan. Selain
manusia, jin dan malaikat bertasbih sesuai tugas dan keharusannya.
Contohnya tumbuhan bertasbih, sekelompok
ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus dari sebagian
tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Para ilmuwan selama hampir 3
tahun meneliti fenomena tersebut. Yang mengejutkan, getaran
halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis
yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas
terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan. Akhirnya orang yang
bertanggung-jawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown ini masuk Islam.
A.
Agama
dan Kekuatan Gaib
·
Secara
historis dan antropologis, manusia pada zaman primitif sudah bisa mengenal
agama dan kekuatan gaib.
-
Metode
tradisional : dinamisme, anismisme, dan politeisme.
Dinamisme
adalah kepercayaan kepada benda gaib yang dimiliki oleh sebuah benda.
Animisme
adalah kepercayaan kepada benda bernyawa atau tidak bernyawa yang dianggap
memiliki ruh.
Politeisme
adalah keyakinan kepada dewa-dewa yang dianggap memiliki kepribadian.
-
Metode
logisrasional : pendapat psikolog dan sosiolog.
Menurut
psikolog, pengalaman beragama seseorang disebabkan oleh adanya dorongan dari
dalam dirinya untuk berinteraksi dengan kekuatan lain.
Menurut
sosiolog, pengalaman beragama seseorang muncul dari fenomena sosial yang
mengatur perilaku manusia dengan sistem kepercayaan yang menyatu dalam
komunitas moral.
-
Metode
akal dan perasaan
Dalam
surat Ali Imran ayat 190 bahwa dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Manusia
diharuskan berpikir tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Usaha ini
dilakukan sesuai fitrah manusia, memuaskan akal dan memberi ketenangan hati
sehingga bisa melahirkan akidah yang benar.
·
Logika
untuk membenarkan keberadaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang wajib diibadahi oleh
semua makhluk
-
Sesuatu ada karena ada yang menciptakan
Langit,
bumi, dan segala sesuatu yang ada didalamnya, mustahil ada bila tidak ada yang
menciptakan. Dalam Islam yang menciptakan semua yang ada yaitu Allah Swt.
-
Sesuatu ada karena menciptakan sendiri
Logika
ini tidak bisa diterima oleh akal sehat. Jika Allah menciptakan diri-Nya
sendiri maka Allah “menciptakan” dan “diciptakan” sehingga Allah memiliki
kekuasaan dan kelemahan sekaligus. Jadi, sangat tidak mungkin Allah itu
memiliki kelemahan.
-
Tuhan itu ada karena wajib ada
Karena
Tuhan dalam agama Islam sebagai agama wahyu. Sumber Islam dari Allah Yang Tidak
Terbatas sehingga tidak bisa diteliti karena Allah itu gaib dan tidak termasuk
objek penelitian, melainkan Zat yang harus diimani (al-Baqarah [2] : 3)
·
Logika
keberadaan hari akhir yang gaib
Karena Allah telah menjadikan
dunia sebagai tempat singgah sementara untuk menguji dalam membedakan manusia
dengan binatang. Jika ada binatang seperti macan membunuh anak kecil, maka
macan itu tidak harus diminta pertanggungjawaban karena ia binatang tidak
berakal. Jika manusia yang membunuhnya maka harus diminta pertanggungjawaban,
jika dia lari dan bebas dari tuntutan hukum di dunia, dia akan diminta
pertanggungjawaban kelak di Hari Akhir. Jika tidak ada Hari Akhir berarti
manusia dan binatang itu sama dan tidak ada keadilan.
·
Logika
beriman kepada al-Quran dan Muhammad Saw yang gaib
Apakah benar al-Quran itu wahyu
dan Muhammad itu utusan Allah? Untuk menjawabnya Taqiyudin al-Nabhani memberi 3
pernyataan :
-
Al-Quran
diciptakan orang Arab : ini tidak bisa diterima karena mereka tidak mampu
membuktikannya
-
Al-Quran
karangan Muhammad : ini tidak bisa diterima karena beliau sendiri orang Arab
dan gaya bahasa dalam hadisnya tidak sama dengan Al-Quran.
2
poin tadi tidak bisa diterima sehingga yang benar :
-
Al-Quran
berasal dari Allah : ini benar karena Allah itu Maha Segalanya.
·
Jadi,
pengalaman beragama seorang manusia dapat mengantarkan dirinya menganut :
-
Agama
budaya : muncul dan berkembang dari budaya masyarakat, seperti Hindu &
Shinto.
-
Agama
filsafat : muncul dan berkembang dari pemikiran filsuf tentang konsep
kehidupan, kemudian diikuti publik, melembaga, dan menjadi sebuah kepercayaan,
seperti Konfusianisme atau Konghucu, Taoisme, Zoroaster, atau Budha.
-
Agama
wahyu : agama yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul Allah yang mendapat
wahyu dari-Nya, seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
B.
Tauhid
dan Syirik
·
Tauhid
adalah pondasi agama Islam yaitu ilmu yang membahas hakikat Allah Yang Satu.
Kata “Satu” adalah terjemah dari
kata “Ahad” tetapi kata “Ahad” yang dihubungkan dengan Allah termasuk kata yang
tidak bisa diumpamakan dengan sesuatu seperti ditegaskan dalam Thaha ayat 110.
·
Tuhan
para Nabi dan Rasul itu satu, yakni Allah Swt.
·
Agama
yang dianut oleh para Rasul adalah agama Islam.
Dimulai dari Nuh As., Ibrahim
As., Musa As., Isa As., dan Muhammad Saw.
·
Umat
para Nabi dan Rasul memiliki sebutan yang berbeda yaitu orang Mukmin, Yahudi,
Nasrani dan Shabiin.
Selama mereka beriman kepada
Allah Swt., Hari Akhir, dan beramal salih. Allah berjanji bahwa Orang Mukmin,
Yahudi, Nasrani, dan Shabiin tidak akan khawatir dan tidak akan bersedih hati,
karena dalam agama mereka ada titik temu yaitu berasal dari Tuhan yang sama.
Namun janji Allah tidak akan berlaku jika mereka tidak bertauhid atau syirik.
·
Perbuatan
syirik manusia kepada Allah Swt :
-
Pengikut
agama Zoroaster : menyembah api
Disekitar
Persia ada agama Majusi yang menyembah api (Zoroaster), hal ini tidak bisa
dilepaskan dari Nabi Ibrahim As., yang tidak mempan dibakar api ketika dihukum
oleh Raja Namrud sehingga Ibrahim disebut dengan Ibrahim Zerdascht (Ibrahim
teman api). Maka api dijadikan sarana beribadah oleh pengikut agama Zoroaster.
-
Kaum
Shabiin : menyembah malaikat
Membelokan
ajaran dari menyembah Allah menjadi menyembah Malaikat.
-
Pengikut
Yahudi : mengangkat uzair anak Allah (at-Taubah ayat 30)
-
Pengikut
Nasrani : menyebut Isa As anak allah (at-Taubah ayat 30)
C. Akidah Islam
·
Percaya
– bertauhid – orang mukmin
Orang muslim yang percaya
terhadap Allah swt. Belum dikatakan orang mukmin apabila tidak bertauhid kepada
Allah dengan kesaksian tidak ada Tuhan selain Allah dengan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu.
·
Ja’far
bin Jarir : beriman kepada allah harus dijadikan aqidah yang mengikat seluruh
aktivitas muslim.
·
Kata
Allah berarti yang diibadahi
·
Nabi
Isa : Allah adalah Tuhannya tuhan-tuhan
Tuhan-tuhan ilegal yang disembah
manusia seperti malaikat, jin, manusia, batu, pohon atau sesuatu yang lain yang
ada dilangit dan dibumi itu adalah makhluk Allah yang tidak bisa melepaskan
diri dari ketergantungan kepada Allah.
D. Kebutuhan manusia terhadap Islam
1. Berkaitan dengan perasaan manusia
yang membutuhkan Pencipta.
Kebutuhan
ini sudah menjadi fitrah manusia ditegaskan oleh Allah dalam ar-Rum ayat 30
yang artinya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui, “
2. Dianalisis dari istilah Insan.
Insan
adalah sebutan untuk manusia. Allah telah mengajarkan kepada manusia berupa
ilmu pengetahuan yang menjadi sarana untuk mengantarkan dia mengenal Allah
melalui ciptaan-Nya. (al-Alaq ayat 5)
Dalam
ayat lain yaitu as-Syams ayat 7-10 ditemukan istilah nafs (jiwa) yang
diciptakan Allah dalam keadaan yang sempurna. Jiwa ini meemungkinkan mendorong
manusia berbuat baik dn buruk. Oleh karena itu jiwa dianjurkan untuk
diperhatikan dengan benar.
3.
Adanya
tantangan dari dalam dan luar diri manusia.
-
Tantangan dari
dalam diri manusia bisa berupa bisikan setan. Firman Allah dalam (Al-Isra: 53)
yang artinya :
“Dan katakanlah kepada para hamba-Ku hendaknya
mereka mengatakan perkataan yang lebih baik, sesungguhnya syaithan itu
melakukan hasutan di antara mereka. Sesungguhnya syaithan adalah musuh yang
nyata bagi manusia.”
-
Tantangan
dari luar diri manusia, bisa berupa rekayasa manusia untuk memalingkan umat
manusia dari Allah. Firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 36 yang artinya :
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari
jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi
mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan.
Kebutuhan manusia terhadap Islam Menurut
Yusuf Qardhawi
1.
Kebutuhan
akal terhadap pengetahuan eksistensi terbesar
Betapapun cerdasnya manusia, jika
hanya dengan akalnya ia tak akan bisa menjawab dengan pasti pertanyaan:
darimana ia berasal?, kemanakah ia setelah mejalani hidup ini? dan untuk apa ia
hidup? Jawaban pasti terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, hanya bisa
didapatkan melui agama dan itu pun tidak semua agama. Sebab pada hakikatnya
jawaban pasti itu adalah berasal dari Tuhan yang menciptakan manusia dan jagat
raya ini. Dan saat ini hanya Islamlah yang mempunyai sumber autentik firman
Tuhan, yaitu Al-Qur’an. Selain Al-Qur’an semua sudah tercampur denganperkataan
manusia, bahkan ada yang murni hasil karya manusia namun dianggapfirmanTuhan.
2.
Kebutuhan
fitrah manusia
Bukti yang paling jelas
menunjukkan bahwa secara fitrah manusia butuh terhadap agama adalah kenyataan
bahwa semua bangsa mengenal kepercayaan terhadap dzat yang dianggap agung. Baik
itu bangsa yang primitif maupun yang berperadaban, yang di barat maupun yang di
timur, yang kuno maupun yang modern.
3.
Kebutuhan
terhadap kesehatan jiwa dan kekuatan rohani
Kehidupan manusia tak selamanya
mulus tanpa kerikil dan batu sandungan. Disaat jiwa sedang dalam kondisi lemah
seperti itulah semakin terasa ia membutuhkan kekuatan yang bisa mengembalikan
rasa bahagia, tentram dan damai yang hilang. Atau paling tidak ia bisa
menghadapi semua itu dengan jiwa yang besar, ketabahan dankesadaran. Keyakinan
dan keimanan terhadap agamalah sumber kekuatan itu. Sebab hanya agamalah yang
mengajarkan tentang kepercayaan terhadap takdir, tawakkal, kesabaran, pahala
dan siksa. Dengan kepercayaan terhadap takdir ia bisa dengan mudah menerima
kenyataan. Dengan tawakkal ia tidak akan terlalu kecewa jika ternyata jerih
payahnya tak sesuai dengan harapan. Dan dengan kepercayaan terhadap pahala dan siksa
ia akan bisa segera bangkit kembali tatkala didzalimi orang lain.
Dengan kepercayaan semacam itulah jiwa akan
menjadi sehat dan rohani akan menjadi kuat.
4.
Kebutuhan
masyarakat terhadap motivasi dan disiplin
Hukum dan peraturan jelas tidak
bisa menjamin bahwa anggota sebuah masyarakat akan bisa melaksanakan kebaikan,
menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan. Sebab hukum dan peraturan itu
tidak bisa menciptakan motivasi dan menumbuhkan kedisiplinan. Karena
memanipulasi hukum adalah suatu hal yang mungkin terjadi dan mencurangi
peraturan adalah bukan hal sulit untuk dilakukan.
Peran pembinaan terhadap hati
nurani inilah yang tak dapat dilakukan selain oleh agama. Apalagi agama juga
mengajarkan adanya “pengawasan melekat” oleh Tuhan terhadap seluruh perbuatan
manusia. Motivasi hati nurani dan “pengawasan melekat” seperti inilah yang bisa
menjamin suburnya nilai-nilai kebaikan dan akhlak mulia dalam masyarakat.
PENJELASAN
TAUHID DAN AKIDAH ISLAM
1. Tauhid
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.
Secara istilah
syar’i:
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat.
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat.
2. Aqidah
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan.
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan.
akidah Islam adalah dasar-dasar
pokok keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh orang
Islam. Dasar-dasar tersebut harus dipegang teguh oleh orang Islam.